You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Rupe
Desa Rupe

Kec. Langgudu, Kab. Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat

Selamat Datang di Website Resmi Pemerintah Desa Rupe Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat Website ini mengunakan Aplikasi OpenSID, dirancang dan dikelola supaya terbuka bagi masyarakat dan pemangku kebijakan #SahabatDesa, disini anda bisa mengakses informasi tentang Penyelenggaraan Kepemerintahan, Pembangunan Kawasan Pedesaan, Pemberdayaan dan Pembinaan Kemasyarakatan Untuk Informasi Pengajuan Publik, silahkan klik menu e-PPID atau Layanan Mandiri. Informasi lebih lanjut Hubungi Operator Desa Jam Pelayanan Senin s.d Jum'at Pukul 08.00 - 15.30 wita. Alamat Kantor, Jl. Lintas Provinsi Tente – Karumbu. Hari Libur : TUTUP Informasi lainnya, dapat juga diakses melalui Halaman Facebook Pemerintah Desa Rupe. Terus Update dan ikuti Perkembangan informasinya. Terimakasih, Salam Berdesa!!!

Mengenal Tiga (3) Gelarang Perintis Desa Rupe (Masa 1885-1925) - Sejarah Desa.

Administrator 31 Mei 2022 Dibaca 1.144 Kali
Mengenal Tiga (3) Gelarang Perintis Desa Rupe (Masa 1885-1925) - Sejarah Desa.

Siapakah Perintis Desa Rupe?

Berikut adalah Tiga Gelarang Perintis Desa Rupe.

Tiga Gelarang Perintis Desa Rupe ini merupakan Gelarang Pembangunan dan Tokoh Agama yang sangat karismatik dalam memimpin rakyatnya. Apalagi masa kepemimpinan saat itu yang sangat sentralistik kepada Sangaji Mbojo atau Sultan Bima.

Ke-tiga Gelarang Perintis Desa Rupe tersebut adalah Jamal Ompu Fa (1885-1905), Danggi Ompu Muna (1905-1913) dan Saleh Ama Hawa (1913-1925) merupakan perintis terbentuknya Desa Rupe dan pada masa ini disebut sebagai Periode Awal Gelarang yakni pada tahun 1885 s.d 1925 (sekitar Abad ke-17, bertepatan dengan mulai Masuknya Islam dan Penyebaran Islam di Tanah Bima)

Seperti yang kita ketahui, bahwa Sejarah masuknya islam awalnya di bawa oleh pedagang Gujarat lalu di ikuti oleh pedagang arab dan Persia. Sambil berdagang mereka menyebarkan agama islam ke tempat mereka berlabuh di seluruh Nusantara.

Oleh sebab itu, sekitar awal abad ke-17 dan 18 merupakan awal penyebaran islam melalui sistim komando Sangaji, karena itu peran Gelarang periode tersebut sangat menentukan lajunya penyebaran dan pergerakan Da'wah Islam di Tanah Kesultanan Bima.

Aroma kesangajian yang sangat mistik dengan nilai "Mbora" atau "Manbisa", sehingga kepada Gelarang yang diambil atau diangkat oleh Sangaji, harus melalui kesepakatan rakyat dan harus memiliki kharismatik Tauhid dalam memimpin rakyatnya.

Secara periodik Sangaji Mbojo mengambil Abdi didalamnya untuk dibawah ke Keraton sekaligus untuk belajar Islam pada Lembaga Da'wah Islam pada Kesultanan Islam Mbojo (Kesultanan Bima).

Peranan Gelarang terhadap Da'wah Islam sangatlah berat, karena masyarakat saat itu, masih dalam masa transisi dengan budaya Hindu/Budha yang belum bisa hilang dari tradisi lama, sehingga tradisi Islam secara pelan-pelan dilakukan.

Hal inilah yang dilakukan oleh ke-tiga Gelarang Perintis Desa Rupe yaitu: Jamal Ompu Fa, Danggi Ompu Muna dan Saleh Ama Hawa dalam menyebarkan da'wah Islam kepada masyarakat Desa Rupe secara berlahan-lahan pada masa Kepemimpinannya (mulai Tahun 1885 s.d 1925)

Baca juga : Berikut Urutan Gelarang Ompu Desa Rupe

Periode Transisi Hadji Rahe (Hadji Abdurahim) dari Tahun 1925 - 1946.

Gelarang Abu Tua Rahe adalah Gelarang yang merasakan ada angin segar terhadap perjuangan Islam dari Sultan Hos Cokroaminoto di Tanah Jawa.

Pergerakkan islam di Tanah Jawa sangat mempengaruhi Kesultanan Islam Bima untuk turut menyebarkan semangat Da'wah sampai kepelosok Desa, termasuk di Desa Rupe dan Rupe Gabungan (yang saat ini meliputi Desa Sambane, Desa Dumu, Desa Kangga, Desa Saraeruma dan Desa Karampi) hingga membuat Penjajah Belanda sangat tidak nyaman, ditambah adanya gerakan Da'wah Islam dari dua arah, yakni :

1. Pergerakan Da'wah Islam Goa Makasar dengan mempersunting permaisuri Goa dengan Sangaji Mbojo. Maka aliran Da'wah Islam menjadi lebih cepat.

2.Pengaruh Pergerakan Da'wah Islam semi-modern yang dihadirkan oleh Sultan Hos Cokroaminoto tentu akan saling terintegrasi dengan da'wah dari Kesultanan Makasar Goa dan Kesultanan Bima.

Jadi, Abu Tua Hadji Rahe sangat berperan dalam mempercepat pergerakan Da'wah Islam khususnya di Desa Rupe dan Rupe Gabungan.

Almukarom Hadji Rahe (Haji Abdurahim) sangat memegang kunci dalam menghadirkan ulama atau Juru Da'wah yang secara periodik mengawal dan mendatangkan ulama, yakni:

1.Mengajarkan Tauhid dan Mempraktikan sholat untuk setiap kelompok kampung di Desa Rupe / Kurujanga yang Desanya masih berjauhan saat itu.

2.Menghadirkan ulama pada setiap acara pernikahan, persunatan, dan acara Idul Fitri / Idul Adha dan lain-lain serta kegiatan keagamaan seperti Acara Maulid Nabi atau Isra Mi'raj.

Masa awal Kemerdekaan adalah masa yang sangat membaur dengan persoalan Kesengajian dan masalah peralihan ke masalah kemerdekaan RI yang harus diterima, walaupun harus berhadapan masalah Kesengajian / Kesultanan yang sudah sangat berakar bagi masyarakat Mbojo (Bima);

Dalam suasana seperti ini Sangaji harus berhadapan dengan Belanda yang ikut mengacaukan Sangaji Islam Bima yang sedang berkembang kala itu.

Demikian, sekilas catatan sejarah Desa tentang perjuangan para Gelarang khususnya para Gelarang Periode Awal, dalam proses pembentukan Desa Rupe Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima dalam menyebarkan ajaran Tauhid (Ajaran Islam)

Semoga bermanfaat.

Sumber : Tulisan Muhammad Natsir Himmah Bin Ompu Bugis (Ahad)

Editor : Kamaruddin, S.Pd

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image