You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Rupe
Desa Rupe

Kec. Langgudu, Kab. Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat

Selamat Datang di Website Resmi Pemerintah Desa Rupe Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat Website ini mengunakan Aplikasi OpenSID, dirancang dan dikelola supaya terbuka bagi masyarakat dan pemangku kebijakan #SahabatDesa, disini anda bisa mengakses informasi tentang Penyelenggaraan Kepemerintahan, Pembangunan Kawasan Pedesaan, Pemberdayaan dan Pembinaan Kemasyarakatan Untuk Informasi Pengajuan Publik, silahkan klik menu e-PPID atau Layanan Mandiri. Informasi lebih lanjut Hubungi Operator Desa Jam Pelayanan Senin s.d Jum'at Pukul 08.00 - 15.30 wita. Alamat Kantor, Jl. Lintas Provinsi Tente – Karumbu. Hari Libur : TUTUP Informasi lainnya, dapat juga diakses melalui Halaman Facebook Pemerintah Desa Rupe. Terus Update dan ikuti Perkembangan informasinya. Terimakasih, Salam Berdesa!!!

Legenda

Administrator 16 Desember 2018 Dibaca 10.474 Kali

LEGENDA / KEAJAIBAN ALAM

Wadu La Mi’a

Wadu dalam bahasa Indonesia artinya (batu). La Mi’a : nama orang

Ada sebuah batu yang bernama la Mi’a berada di lokasi pantai Desa Rupe tepatnya di tanjung toronuntu ±100 m sebelah timur tanjung torornuntu. Jarak drai Desa Rupe ketempat tersebut ± 5 km. semula wadu la Mi’a mempunyai cerita, ada sepasang suami istri yang tinggal diwilayah Desa Rupe tepatnya di rasa To’i. pada suatu hari sang suami meminta izin pada istri agar diperbolehkan untuk pergi berlayar (lao loja) ke pulau sumba, tujuan sang suami lao loja adalah untuk mencari modal buat kehidupan mereka. Ketika sang suami berangkat dari rumah menunju kepantai tanjung toronuntudengan mengendarai seekor kuda jantan putih bergandengan dengan seorang istri tercinta la Mi’a menuju pantai dalam mengantarkan sang suami yang pergi berlayar (lao loja).

Setiba di pantai sang suami masuk kesebuah perahu layar dan siap untuk berangkat , semantara sang istri seorang diri ditingglakan di tepi pantai dengan berat hati yang diiringi rasa sedih yang tiada taranya sambil bercucurkan air mata dalam hati yang gundah melepas kepergian sang suami, sebaliknya sang suami yang berada di atas kapal melambaikan tangan sambil menatap istrinya yang duduk di atas sebuah batu dengan menutup kepala (rimpu) pakai kain batik yang berwarna bunga hijau dasar putih sambil memegang cerek berisi air di tangan kiri, sementara tangan kananya melambai-lambai dalam membalas lambaian tangan sang suami tercinta.

Sedikit demi sedikit telah berlayar menjauh dari pantai sampai batas pandangpun berakhir. Tangisan la Mi’a meraung-raung sambil duduk termenung seorang diri memikirkan nasib keberangkatan sang suami. Sore hari menjelang magribpulanglah la Mi’akerumahnya. Dalam waktu satu minggu la Mi’a selalu berada di pantai. Namun yang selalu diingat bahwa sebelum berangkat keduanya berjanji akan bertemu kembali dalam jangka waktu tiga bulan.

Buah pemikiran la Mi’a selalu mengingat akan perjanjian dengan sang suami tercinta yang membuat la Mi’a enggan meninggalkan pantai toronuntu, bahkan bulan perjanjian telah dilewati yang membuat pemikiran laMi’a kuat untuk selamanya berada dipantai. Sehingga akhir cerita la Mi’a dengan cerek yang berisi air dan sehelai batik yang menutup kepalanya berubah menjadi batu yang menjadi saksi hidup pada segala zaman. Batu tersebut diberi nama wadu la Mi’a.


Kopa La Koka (Telapak Kaki Mahluk Raksasa)

Dalam ilmu geografi yang member gambaran tentang terjadinay lautan dan daratan berawal dari letusan atas adanya dua kekuatan yaitu kekuatan eksogen dan kekuatan endogen. Berkaitan dengan sejarah terbentuknya perairan dan daratan di Desa Rupe memiliki cerita, bahwa dari hasil injakkan telapak kaki mahluk raksasa yang bernama la Koka (penulis masih mencari data dan informasi yang valid tentang sejarah la Koka), pada suatu waktu pecahnya geografis wilaya desa Rupe menjadi perairan dan daratan dengan scenario ceritanya.

La Koka adalah mahluk raksasa yang memilki kekuatan injakan tealpak kaki yang amat dahsyat, sehingga terjadi getaran yang menyebabkan hancurnya daratan tersebut terbentuklah sebuah teluk yang diberi nama teluk waworada (konon ceritanya). Sebgai bukti sejarah bahwa kopa lakoka yang amat dahsyat itu tertapak di atas dua buah batu yaitu telapak kaki kanannya berada di pantai baba, sedangkan telapak kaki kirinya berada di pantai sebelah timur desa Rompo.

Menurut cerita bahwa mahluk raksasa yang bernama la Koka memiliki tubuh dengan tinggi badan ± 35 km, lebar posturnya ± 10 km panjang langkahnya ± 12 km dan beratbadanya ± 350.000.000 ton.

Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image